Negara Dengan Pasokan Minim Listrik

Negara Dengan Pasokan Minim Listrik – Jakarta merupakan sebuah kota metropolitan yang bergantung pada pasokan energi listrik besar. Pusat bisnis, pemerintahan serta perkantoran berada disatu tempat.

Tidak heran jika Jakarta membutuhkan pasokan listrik besar guna memenuhi segala kebutuhannya. Insiden mati lampu pada waktu itu membuat Jakaarta lumpuh. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Aktivitas masyarakat banyak yang terhenti lantaran tidak ada aliran listrik. Namun tahukah Anda, bahwa ada sejumlah negara di dunia yang memiliki keterbatasan energi listrik?

Bahkan ada sebuah negara yang pasokan listriknya hanya bisa mencukupi yaitu sekitar 5% dari populasi warganya. idn poker

Berikut ini adalah 7 negara dengan pasokan listrik yang paling minim di dunia :

1. Sudan Selatan (5,1 persen populasi)

Negara Dengan Pasokan Minim Listrik

Sudan Selatan hanya memiliki akses listrik untuk 5,1 persen dari populasi masyarakatnya. Tak hanya listrik, di sana juga kurang akses jalanan beraspal. Pemerintah tengah berusaha menarik investor asing untuk melakukan berbagai usaha bisnis di Sudan Selatan. Banyak investor yang datang berfokus pada pembangkit listrik, distribusi, infrastruktur transportasi, dan pengembangan properti.

2. Chad (6,4 persen populasi)

Chad kekurangan infrastruktur untuk memasok listrik di pedesaan. Padahal listrik sangat dibutuhkan di wilayah tersebut, terutama untuk menerangi rumah warga. Hanya 6,4 persen dari populasi wilayah ini yang memiliki akses ke komoditas energi. Transportasi dan listrik juga kurang di sebagian besar daerah pedesaan. Listrik sebagian besar dipasok oleh pembangkit panas bumi, sedangkan bahan bakar sebagian besar datang dalam bentuk kayu. Sekitar 80 persen dari populasi negara itu bekerja di sektor pertanian. Chad bergantung pada investasi asing untuk proyek-proyek yang lebih besar.

3. Burundi (6,5 persen populasi)

Burundi juga kekurangan pasokan energi, dengan hanya 6,5 persen dari populasi memiliki akses ke listrik. Meskipun 90 persen dari total populasinya tinggal di daerah pedesaan, hanya sedikit di sana yang menikmati manfaat listrik.

4. Malawi (9,8 persen populasi)

Negara Dengan Pasokan Minim Listrik

Malawi kekurangan infrastruktur untuk memasok listrik pedesaan sesuai kebutuhan, dan hanya 9,8 persen dari populasinya yang memiliki akses listrik. Program pemerintah di bawah Proyek Dukungan Sektor Energi telah melibatkan studi yang meneliti penambahan stasiun tenaga air yang ditenagai oleh sumber angin, matahari, dan bio-gas. Bank Dunia adalah sumber pinjaman negara ini dengan total utang mencapai US$ 85 juta guna memfasilitasi bagian dari proyek tersebut. Pemerintah berharap akan memperluas jangkauan listriknya ke daerah pedesaan.

5. Liberia (9,8 persen populasi)

Sama dengan Malawi, Liberia juga kekurangan pasokan energi listrik, dan hanya 9,8 persen dari populasinya yang memiliki akses listrik. Pasokan energi di negara ini sebagian besar bersumber (80%) dari biomassa, yang sebagian besar digunakan untuk kebutuhan memasak.

6. Republik Afrika Tengah (10,8 persen populasi)

Republik Afrika Tengah hanya memiliki 10,8 persen dari populasi yang dipasok dengan listrik. Penyebab utama dari kekurangan ini adalah serangkaian pemberontakan yang sering terjadi dan kudeta militer yang menyebabkan krisis ekonomi. Ini juga diperburuk dengan perpindahan lebih dari 930.000 warganya pada tahun 2004 karena konflik lokal. Faktanya, 50 persen populasi negara bergantung pada bantuan kemanusiaan.

7. Burkina Faso (13,1 persen populasi)

Burkina Faso juga kekurangan pasokan energi, dan hanya 13,1 persen populasinya memiliki akses listrik. Pada 2013, Bank Dunia memberikan kredit US$ 50 juta untuk membantu negara itu dalam proyek pengembangan pasokan listriknya. Ini mencakup peningkatan pasokan listrik ke sekitar 40 kota pedesaan, dengan cara memasang saluran transmisi baru. Tujuannya adalah untuk membangun jaringan listrik yang lebih andal guna meningkatkan kehidupan masyarakat pedesaan secara keseluruhan. Proyek ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan jangkauan tenaga air dan stasiun termal Burkina Faso. Semua upaya ini dilakukan dengan harapan meningkatkan standar hidup warga negara.

8. Jawa Timur 

Program elektrifikasi yang dicanangkan pemerintah sudah mencapai angka 98,3 persen. Namun demikian masi ada sekitar 1,8 juta rumah tangga diseluruh Indonesia yang belum teraliri listrik.

Anga tersebut berdasarkan data Direktorat Jendral Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Adapun wilayah terbanyak yang belum mendapatkan aliran listrik justru ada Provinsi Jawa Timur.

Ada 238.687 rumah tangga yang disebut di sana. Angka itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan papua yakini 7.670 rumah tangga dan Papua Barat 3.135 rumah tangga.

Menurut I Made Suprateka, Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), data itu masuk akal karena kenyataan yang ditemukan di lapangan memperlihatkan, masuknya jaringan listik ke suatu desa tidak otomatis menjadikan seluruh warganya langsung bisa menikmati listrik.

“Selalu ada anomali, terutama terkait masalah daya beli konsumen listrik yang tidak merata, dan masih banyak rumah tangga yang sudah berdiri sendiri namun listriknya masih levering (nyantol) dari rumah tangga induk,” sebut Made dalam pernyataannya, Sabtu (30/3/2019).

Bagi Made, angka-angka tersebut sekaligus memberi gambaran bahwa PLN masih punya pekerjaan rumah (PR) besar dalam upaya mewujudkan target menuju rasio elektrifikasi sebesar 99,9 persen yang ditetapkan Pemerintah akhir tahun ini.

Meski terkesan ‘kecil’, jelas Made, namun tantangan untuk melistriki sisa 1,7 persen desa yang belum dialiri listrik saat ini tak bisa dibilang mudah bagi PLN.

Dari data Ditjen Ketenagalistrikan, dari sekitar 1,8 juta rumah tangga yang belum teraliri listrik saat ini, kemungkinkan baru 1,62 juta rumah tangga yang akan dialiri listrik dari sistem pembangkit PLN

Lebih jauh Made memaparkan, untuk mencapai target elektifikasi tersebut, setidaknya PLN harus mampu menjawab dua tantangan besar yang menghadang. Pertama, masalah daya beli masyarakat, dan yang kedua persoalan infrastruktur.

PLN, lanjut Made, menyadari penuntasan masuknya listrik ke berbagai wilayah sangat krusial untuk mengangkat harkat penduduk daerah tersebut. Karena selain dapat mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat, juga sangat diperlukan untuk perkembangan berbagai usaha yang menopang kehidupan.

Perkembangan kebudayaan penduduk desa juga diyakini akan meningkat lantaran berkat listrik banyak aktivitas yang bisa dilakukan dengan lebih lama bahkan hingga malam hari.

“Oleh karena itu, apapun kendalanya PLN terus berusaha menggenjot ketersediaan listrik hingga di pedesaan,” terang Made